Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Hidup yang Biasa-biasa Saja

Setelah hidup puluhan tahun di dunia ini, tepatnya 20 tahun lebih sedikit, banyak sekali hal dan kejadian yang datang silih berganti.

Lofi Orang
Sedang Membayangkan | grunge.com
Selalu mengeluh adalah ciri-ciri kita itu manusia, sebaik dan semapan apapun manusia, pasti kita semua akan tetap mengeluh.

Semakin sering mengeluh sekamin cepat capek juga untuk hidup. Manusia jika diberi sesuatu yang lebih pasti akan mengeluh apalagi sesuatu yang kurang, jadi double ngeluh.

Tulisan ini sebenarnya juga merupakan sebuah keluhan. Tapi kali ini saya tidak ingin menulis tentang mengeluh. Cukup sampai sini saja mengeluhnya.

Semakin kesini saya memikirkan bahwa kedepannya saya ingin hidup yang biasa-biasa saja, tidak kekurangan, tapi tidak juga kelebihan. Kelebihan dikit atau kekurangan dikit masih boleh kali y.

Kehidupan yang sederhana, tanpa peristiwa dramatis atau pencapaian yang luar biasa. Atau tidak juga berurusan dengan hukum, kepolisian, dan semacamnya.

Hidup biasa saja tidak seperti artis yang kaya raya juga tidak seperti gelandangan yang tidak punya apa-apa.

Intinya adalah sandang, pangan, papan setiap hari ada ditambah listrik dan barang-barang yang biasa saja, dan tentunya dengan memiliki pekerjaan dan keluarga yang biasa-biasa saja.

Hidup secara sederhana tidak sama dengan hidup tidak berarti. Minimal menjalankan kewajiban agama, negara, dan keluarga.

Rasanya ingin  menghargai momen-momen kecil dalam kehidupan sehari-hari. Tidak butuh pujian yang berlebihan apalagi pengakuan publik.

Dengan memahami dan menghargai makna hidup yang biasa-biasa saja, kita dapat merangkul kehidupan dengan lebih penuh, menghargai setiap momen, dan menemukan kebahagiaan dalam hal-hal yang tampaknya kecil namun berharga.

Hidup yang biasa-biasa saja mengajarkan pentingnya koneksi dengan orang lain. Meskipun kehidupan kita mungkin tidak penuh dengan gemerlap lampu sorot, kita masih memiliki kesempatan untuk membangun hubungan yang kuat dengan orang-orang di sekitar kita.

Albert Camus, seorang filsuf absurdisme, akan menantang pandangan hidup yang biasa-biasa saja dengan mempertanyakan arti kebebasan di dalamnya. Ya terserah dia.

Manusia adalah makhluk yang terus berkembang, dan kehidupan sehari-hari adalah tempat di mana kekuatan, kreativitas, dan kebijaksanaan dapat dipertunjukkan.

Hidup yang biasa-biasa saja tidak boleh dianggap remeh, tetapi sebagai panggung untuk eksplorasi, pertumbuhan, dan pencapaian pribadi.

Dengan memahami dan merangkul sederhana, manusia dapat mencapai kebahagiaan sejati, makna eksistensial, dan kedamaian batin.

Hidup biasa-biasa saja dan dikelilingi dengan orang yang biasa-biasa saja rasanya tidak mungkin.

Ingatkah kalian tentang kartun Spingbob? saat spongebob menjadi orang normal, orang lain malah mengaggap kejadian itu tidak normal.

Hidup yang biasa-biasa saja tidak pernah berarti kehidupan yang biasa-biasa saja. Setiap detik adalah keajaiban yang menunggu untuk dihargai.

Hidup yang biasa-biasa saja seperti masakan ibuku: terkadang asin, terkadang pedas, tetapi selalu membuatmu ingin kembali untuk lebih banyak! apalagi ada ayamnya.

Jika kehidupan biasa-biasa saja adalah sebagai meme, maka akan seperti meme yang sudah tua yang tidak selalu lucu, tetapi selalu menyenangkan untuk dilihat kembali!

Hidup yang biasa-biasa saja mengajarkan kita untuk menjalani kehidupan dengan integritas, ketabahan, dan rasa syukur.

Karena saya sedang malas menulis panjang, jadi BYE. Semoga harimu menyenangkan.

Posting Komentar untuk "Hidup yang Biasa-biasa Saja"