Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Review Buku: (No Filter: The Inside Story of Instagram)

No Filter: The Story of Instagram by Sarah Frier

Review Buku: No Filter: The Inside Story of Instagram
No Filter: The Inside Story of Instagram by Sarah Frier | Dokpri Nova Rio Redondo
Terbit : Jakarta, Oktober 2020
Penerbit : PT Elex Media Komputindo
Tebal : 508 Halaman
ISBN : 978-623-00-2133-6
Terjemahan Bahasa Indonesia : Jennifer Sidharta

Pembukaan

Buku ini adalah salah satu buku yang pernah saya baca dengan halaman paling banyak yaitu sebanyak 508. Dari 508 halaman saya hanya membacanya sampai halaman 478 dikarenakan halaman 479-508 hanya berisi daftar pustaka saja.

Buku ini juga merupakan salah satau buku dengan durasi paling lama yang pernah saya baca, yaitu lebih dari 4 Bulan. Mustahil mengingat semua buku dengan durasi bacaan selama 4 Bulan. Minat baca yang sangat rendah memang.

Harga buku ini yang tertera di bagian belakang buku sebesar Rp160.000 namun saya mendapatkannya dibawah angka Rp100.000 di Gramedia Semarang.

Buku ini membahas lengkap sejarah Instagram mulai dari sebelum berdiri sampai pengembangan dari berbagai macam-macam fitur yang telah diciptakan. Tapi buku ini bukan hanya berisi sejarah inovasi saja, ada banyak hal yang bisa didapat dari buku ini.

Sinopsis

Sarah Frier, seorang jurnalis pemenang penghargaan yang memiliki spesialisasi di bidang teknologi, menulis buku ini berdasarkan wawancara mendalam dengan para pendiri, karyawan, pengguna, investor, dan bahkan para pesaing Instagram.

Kisah dimulai dengan bagaimana Kevin Systrom dan Mike Krieger, dua mahasiswa lulusan Stanford, menciptakan aplikasi berbagi foto sederhana bernama "Burbn" yang kemudian berevolusi menjadi Instagram.

Namun, buku ini tidak hanya menceritakan tentang kesuksesan Instagram sebagai perusahaan. Sarah Frier juga menggali dampak sosial platform ini terhadap penggunanya, termasuk munculnya budaya influencer, obsesi terhadap estetika visual, dan tekanan sosial untuk menunjukkan kehidupan yang sempurna di media sosial.

Bagian Inti

Kevin Systrom dan Mike Krieger menciptakan Instagram dari ide yang sederhana. Systrom, seorang pecinta fotografi, ingin membuat platform yang memungkinkan orang berbagi foto dengan mudah.

Dalam proses pengembangan, mereka menemukan bahwa kesederhanaan adalah kunci keberhasilan aplikasi ini.

Hingga amkhirnya Instagram diakusisi oleh Facebook, dimana hal tersebut menjadi salah satu momen paling penting dalam sejarah perusahaan. Sarah Frier menggambarkan bagaimana Mark Zuckerberg melihat potensi besar Instagram dan mengambil langkah berani untuk mengakuisisinya.

Meski keputusan ini membawa keuntungan besar bagi Facebook, banyak ketegangan muncul setelah akuisisi, terutama antara Systrom, Krieger, dan Zuckerberg. Buku ini menjelaskan bagaimana perbedaan visi antara para pendiri Instagram dan Facebook memengaruhi perkembangan platform.

Sarah Frier memberikan analisis mendalam tentang bagaimana Instagram membentuk budaya modern. Beberpa poin meliputi:
  • Munculnya budaya influencer. Orang-orang biasa dapat membangun merek pribadi mereka, menghasilkan pendapatan dari unggahan berbayar, dan membangun komunitas pengikut yang setia.
  • Obsesi terhadap estetika. Instagram memopulerkan estetika visual tertentu, seperti foto yang diedit dengan sempurna, tata letak minimalis, dan gaya hidup mewah. Tren ini mendorong banyak pengguna untuk mengejar standar kecantikan dan gaya hidup yang tidak realistis,
  • Perubahan dalam duni bisnis dan pemasaran. Instagram juga mengubah cara perusahaan berinteraksi dengan konsumen. Banyak merek menggunakan platform ini untuk memasarkan produk mereka secara langsung kepada konsumen melalui iklan bertarget dan kolaborasi dengan influencer.

Hal yang saya sukai

Banyak sekali hal yang saya sukai dari buku ini. Yang pertama kali saya tangkap dari buku ini adalah, bahwa inovasi terbaik itu datang dari kesederhanaan dan kesuksesan tidak selalu berarti memiliki keuntungan besar, melainkan kebermanfaatan yang besar.

Di dunia digital, estetika merupakan mata uang yang baru. Tekanan untuk tampil sempurna adalah harga yang kita bayar untuk validasi instan. Perjuangan Kevin Systrom tidak main-main dalam mengembangkan Instagram.

Keberhasilan Instagram adalah kisah tentang keberanian untuk bermimpi besar.

Pelajaran yang Didapat

Buku ini mengajarkan bahwa kesuksesan besar sering kali datang dari ide sederhana yang dieksekusi dengan baik. Namun, kesuksesan tersebut juga memiliki konsekuensi, termasuk tekanan untuk mempertahankan citra yang sempurna di mata publik.

Mempertimbangkan segala hal sebelum memutuskan sesuatu juga merupakan hal paling penting dalam hidup.
Isi Buku No Filter: Cerita Tersembunyi di Balik Instagram

Kurang lebih begitulah gambaran isi bukunya. Mohon maaf kalau burik. Terdiri dari 12 bagian yang saling berhubungan.

Semua fitur, warna, angka, tata letak, hingga mungkin sebuah garis yang ada pada instagram itu dicipitakan memiliki sebuah arti. See you Amigos. Adios.

2 komentar untuk "Review Buku: (No Filter: The Inside Story of Instagram)"

  1. Ingin target baca 1 buku per 1 bulan, tapi apa daya sosial media mengalihkanku hehe.. tapi bangga zaman sekolah dulu sering maen ke perpus dan suka baca2 buku. :)

    BalasHapus
  2. That was interesting. I don't know much about Instagram at all.

    BalasHapus